Jumat, 21 November 2008

Apakah Seorang Mukmin Bisa Sakit Jiwa?

Ulama : Beberapa Ulama
Kategori : Jin - Ruqyah
Pertanyaan:
Apakah seorang mukmin bisa menderita sakit jiwa? Apa obatnya secara syari?
Jawaban:
Tidak disangsikan lagi bahwa manusia bisa menderita penya-kit-penyakit jiwa berupa
hamm (sakit hati) terhadap masa depan dan Huzn (duka cita) terhadap masa lalu.
Penyakit-penyakit kejiwaan lebih banyak mempengaruhi tubuh dari pada penyakitpenyakit
anggota tubuh. Pengobatan penyakit-penyakit ini dengan perkara-perkara
syar'iyah (ruqyah) lebih manjur daripada pengo-batannya dengan obat-obatan yang biasa
digunakan.
Di antara obat-obatnya adalah hadits shahih dari Ibnu Mas'ud -radhiyallahuanhu-,
بِيَدِكَ نَاصِيَتِيْ أَمَتِكَ وَابْنُ عَبْدِكَ وَابْنُ عَبْدُكَ إِنِّيْ اَللّهُمَّ :فَيَقُوْلُ حُزْنٌ أَوْ غَمٌّ أَوْ هَمٌّ يُصِيْبُهُ مُؤْمِنٍ مِنْ مَا إِنَّهُ
أَوْ خَلْقِكَ مِنْ أَحَداً عَلَّمْتَهُ أَوْ نَفْسَكَ بِهِ سَمَّيْتَ لَكَ هُوَ اسْمٍ بِكُلِّ أَسْأَلُكَ قَضَاؤُكَ فِيَّ عَدْلٌ حُكْمُكَ فِيَّ مَاضٍ
وَجَلاَءَ صَدْرِيْ وَنُوْرَ قَلْبِيْ رَبِيْعَ الْقُرْآنَ تَجْعَلِ أَنْ عِنْدَكَ الْغَيْبِ عِلْمِ فيِ بِهِ اسْتَأْثَرْتَ أَوْ آِتَابِكَ فيِ أَنْزَلْتَهُ
عَنْهُ اللهُ فَرَّجَ إِلاَّ هَمِّيْ وَذَهَابَ حُزْنِيْ
"Tidak ada seorang mukmin yang menderita hamm, atau, ghamm, atau duka cita, lalu ia
membaca, 'Ya Allah, sesungguhnya aku adalah hambaMu, anak hamba laki-lakiMu, anak
hamba perem-puanMu, ubun-ubunku di tanganMu, berlalu hukum Engkau padaku,
qadhaMu sangat adil padaku, aku memohon kepadaMu dengan segala nama yang
Engkau namakan diriMu dengannya, atau Engkau beritahu kepada seseorang
makhlukMu, atau Engkau turunkan dalam kitabMu, atau hanya Engkau yang
mengetahuinya dalam ilmu ghaib di sisiMu, jadikanlah al-Qur'an sebagai penyejuk
hatiku, cahaya dadaku, penerang duka citaku, dan hilangnya hamm (sakit hati)ku.'
Melainkan Allah I melapangkan darinya." (HR. Ahmad dalam al-Musnad (3704, 4306))
Ini termasuk pengobatan secara syara'. Demikian pula seorang manusia membaca,
الظَّالِمِيْنَ مِنَ آُنْتُ إِنيِّ سُبْحَانَكَ أَنْتَ إِلاَّ إِلهَ لاَ
"Tiada Ilah (yang berhak diibadahi) selain Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya
aku termasuk orang yang berbuat aniaya." (HR. At-Tirmidzi, ad-Da?awat (3505 dan
Ahmad no. (1465))
Siapa yang menginginkan tambahan lagi, rujuklah (bacalah) kepada kitab yang ditulis
para ulama dalam bab zikir, seperti al-Wabil ash-Shayyib karya Ibnul Qayyim, al-Kalim
ath-Thayib karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, al-Adzkar oleh an-Nawawi, demi-kian
pula Zad al-Ma'ad karya Ibnul Qayyim.
Tetapi, manakala iman lemah, niscaya lemahlah penerimaan jiwa terhadap obat-obatan
syar'iyah. Sekarang manusia lebih banyak berpegang kepada obat-obatan nyata daripada
berpegang mereka terhadap obat-obatan syar'iyah. Dan manakala iman kuat, niscaya obatobatan
syar?iyah memberikan implikasi secara sempurna, bahkan implikasinya lebih
cepat daripada pengaruh obat-obatan biasa.
Sangat jelas bagi kita semua cerita seseorang yang diutus oleh Rasulullah -
shollallaahu'alaihi wasallam- dalam satu pasukan (sariyah). Lalu mereka singgah di suatu
kaum bangsa Arab. Tetapi kaum/suku yang mereka singgahi tidak memberikan jamuan
kepada para sahabat. Maka, Allah -subhanahu wata'ala- menghendaki pemimpin kaum
tersebut digigit ular. Sebagian mereka berkata kepada yang lain, "Pergilah kepada mereka
yang telah singgah/mampir, mungkin saja kalian mendapatkan ahli ruqyah di sisi
mereka." Para sahabat berkata, "Kami tidak akan meruqyah pimpinan kalian, kecuali
kalau kalian memberikan kepada kami kambing sebanyak begini dan begini." Mereka
menjawab, "Tidak mengapa."
Lalu salah seorang sahabat pergi membacakan atas orang yang digigit ular tersebut. Ia
hanya membaca surah al-Fatihah. Orang yang digigit ular tadi langsung berdiri, seolaholah
berlepas dari ikatan. Seperti inilah, bacaan al-Fatihah memberikan pengaruh atas
laki-laki ini; karena ia muncul dari hati orang yang penuh iman. Nabi -shollallaahu'alaihi
wasallam- bersabda setelah mereka kembali kepada beliau, "Tahukan engkau bahwa ia
adalah ruqyah." (HR. Al-Bukhari, kitab ath-Thibb (5749); Muslim, kitab as-Salam
(2201))
Namun di zaman kita sekarang ini, iman dan agama telah lemah. Manusia berpegang atas
perkara-perkara yang terasa dan nampak. Sebenarnya mereka diuji padanya. Akan tetapi
di ha-dapan mereka terdapat para ahli sulap dan mempermainkan akal, kemampuan, dan
harta manusia. Mereka meyakini sebagai qurra (pembaca al-Qur`an) yang bersih, namun
mereka sebenarnya adalah pemakan harta dengan cara batil. Manusia berada di antara dua
sisi yang kontradiktif, di antara mereka ada yang bersikap ekstrim dan tidak melihat
adanya implikasi secara absolut terhadap bacaan. Ada pula yang bersikap ekstrim dan
bermain dengan akal manusia dengan bacaan bohong serta menipu. Ada pula yang berada
di tengah.
Rujukan:
Fatawa al-Ilaj bil Qur'an was Sunnah ‘ar-Ruqa wa ma yata'allaqu biha karya Syaikh Ibn
Baz, Ibn Utsaimin, al-Lajnah ad-Da'imah hal 22-24 dan fatwa Syaikh Muhammad bin
Shalih al-Utsaimin. Disalin dari buku Fatwa-Fatwa Terkini Jilid 3, penerbit Darul Haq.

0 komentar:

template by kendhin
please visit jadipebisnisinternet